Sabtu, 29 Desember 2018

TUGAS 2. Review Jurnal


JURNAL 1
Judul Jurnal :
PENGARUH MOTIVASI, DISIPLIN KERJA DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN PT. INTI GENERAL YAJA STEEL SEMARANG

Nama Pembuat :
Mirza Selvia

Link Jurnal :

Review :
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh motivasi, disiplin kerja dan lingkungan kerja terhadap kinerja karyawan PT. Inti General Yaja Steel Semarang. Penentuan sampel dalam penelitian ini menggunakan rumus Slovin, sampel yang diambil sebanyak 80 karyawan dari total karyawan PT. Inti General Yaja Steel Semarang berjumlah 407 karyawan. Jenis data yang digunakan adalah data primer dengan metode pengumpulan data kuesioner. Teknik analisis yang digunakan adalah regresi berganda. variabel penelitian dalam penelitin ini adalah variabel bebas yaitu Motivasi (X1), Dispilin Kerja (X2) dan Lingkungan Kerja (X3). Serta variabel terikat yaitu Kinerja Karyawan (Y).
Hasil analisis menunjukkan bahwa:
1) Motivasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan
2) Disiplin Kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan
3) Lingkungan Kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan. Variabel motivasi, disiplin kerja, dan lingkungan kerja mampu menjelaskan variabel kinerja karyawan sebesar 73,1% (Adjusted R Square) dan sisanya 26,9% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak masuk dalam penelitian ini.



JURNAL 2
Judul Jurnal :
PENGARUH MOTIVASI KERJA, DISIPLIN KERJA, DAN KEPEMIMPINAN TERHADAP PRESTASI KERJA PEGAWAI DI BADAN PERPUSTAKAAN PROVINSI SULAWESI UTARA

Nama Pembuat :
Jouita Victoria Pattynama
Christoffel Kojo
Agusta L. Repi

Link Jurnal :

Review :
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah motivasi kerja, disiplin kerja, dan kepemimpinan berpengaruh terhadap prestasi kerja pegawai di Badan Perpustakaan Provinsi Sulawesi Utara. Berhasil tidaknya perusahaan sangat ditentukan oleh kualitas kepemimpinan, karena kedudukan pemimpin sangat sentral di perusahaan. Motivasi adalah kemauan untuk berbuat sesuatu. Teknik pengambilan sample adalah simple random sampling dengan menggunakan rumus Slovin di dapat sebanyak 60 responden. Metode penelitian asosiatif dengan menggunakan teknik analisis regresi linear berganda. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah variabel bebas yaitu Motivasi Kerja (X1), Disiplin Kerja (X2) dan Kepemimpinan (X3). Serta variabel terikat yaitu Prestasi Kerja.
Hasil penelitian menunjukan bahwa motivasi kerja dan disiplin kerja berpengaruh signifikan terhadap prestasi kerja sedangkan kepemimpinan tidak berpengaruh signifikan terhadap prestasi kerja, sebaiknya pimpinan lebih memperhatikan disiplin kerja dan memberikan motivasi terhadap para karyawannya agar prestasi kerja karyawannya dapat meningkat.



JURNAL 3
Judul Jurnal :
PENGARUH DISIPLIN KERJA KEPEMIMPINAN DAN MOTIVASI TERHADAP KINERJA PEGAWAI PADA PT. PLN (PERSERO) WILAYAH SULUTTENGGO AREA MANADO

Nama Pembuat :
Christian Katiandagho
Silvya L. Mandey
Lisbeth Mananeke

Link Jurnal :

Review :
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh disiplin kerja, kepemimpinan, dan motivasi terhadap kinerja pegawai. Metode penelitian asosiatif dengan teknik analisis linear berganda. Populasi penelitian berjumlah 147 responden, teknik sampling yang digunakan purposive sampling dimana jumlah sampel 60 responden dihitung menggunakan rumus Slovin. Jenis penelitian bersifat kuantitatif yang artinya jenis penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah variabel bebas yaitu Disiplin Kerja (X1), Kepemimpinan (X2) dan Motivasi (X3). Serta variabel terikat yaitu kinerja Pegawai (Y).
Hasil penelitian menunjukan secara simultan disiplin kerja, kepemimpinan dan motivasi mempunyai pengaruh signifikan terhadap kinerja pegawai. Secara parsial hanya disiplin kerja dan kepemimpinan yang berpengaruh signifikan, sedangkan motivasi tidak mempunyai secara signifikan terhadap kinerja pegawai. Pemimpin sebagai salah satu penentu arah dan tujuan organisasi sebaiknya mampu mengontrol perilaku–perilaku kerja dan mengarahkannya pada kepuasan kerja pegawai.



JURNAL 4
Judul Jurnal :
ANALISIS PENGARUH HUBUNGAN KARYAWAN (EMPLOYEE RELATION) TERHADAP KEPUASAN KERJA KARYAWAN PT. MENARA KARTIKA BUANA DI KARANGANYAR

Nama Pembuat :
Nur Ahmad
Didik Hermawan

Link Jurnal :

Review :
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji secara empiris pengaruh hubungan pekerja (employee relation) yang terdiri dari komunikasi karyawan, bimbingan dan disiplin berpengaruh terhadap kepuasan kerja karyawan PT. Menara Kartika Buana di Karanganyar dan mengetahui diantara komponen hubungan pekerja (employee relation) yang paling dominan berpengaruh terhadap kepuasan kerja karyawan PT. Menara Kartika Buana di Karanganyar. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan alat analisis regresi linier berganda. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan PT. Menara Kartika Buana Karanganyar. Sedangkan sampel penelitian adalah 100 karyawan PT. Menara Kartika Buana Karanganyar dengan sampling aksidental sebagai teknik pengambilan sampel. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah variabel bebas yaitu Komunikasi (X1), Bimbingan (X2) dan Disiplin (X3). Serta variabel terikat yaitu Kepuasan Kerja (Y). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa disiplin merupakan faktor yang paling dominan berpengaruh terhadap kepuasan kerja karyawan karyawan PT. Menara Kartika Buana Karanganyar dibandingkan dengan bimbingan dan komunikasi.



JURNAL 5
Judul Jurnal :
PENGARUH PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA TERHADAP KINERJA PEGAWAI PADA KANTOR BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

Nama Pembuat :
Febrisma Ramadhiya Findarti

Link Jurnal :

Review :
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh Pengembangan Sumber Daya Manusia terhadap Kinerja Pegawai Pada Kantor Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Kalimantan Timur. Metode penelitian dengan teknik analisis regresi linier sederhana dengan variabel bebas yaitu Sumber Daya Manusia (X) dan variabel terikat yaitu Kinerja Pegawai (Y). Jenis penelitian bersifat kuantitatif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dari hasil perhitungan koefisien regresi menunjukkan bahwa ada terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel Pengembangan Sumber Daya Manusia terhadap Kinerja Pegawai pada Kantor Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Kalimantan Timur. Dengan demikian tujuan Pengembangan Sumber Daya Manusia pada akhirnya adalah untuk menciptakan pegawai yang memiliki kinerja yang baik dengan cara meningkatkan kemampuan mereka untuk dapat berkinerja lebih baik.

TUGAS 1. Contoh Kasus Perusahaan Hubungan Pekerja dengan Manajemen Perusahaan

A.    Pengertian Serikat Pekerja
Serikat pekerja adalah suatu organisasi yang dibentuk oleh pekerja, dari pekerja, danuntuk pekerja yang bertujuan untuk melindungi pekerja, memperjuangkan kepentingan pekerja serta merupakan salah satu pihak dalam bekerja sama dengan perusahaan.
Dasar Pembentukan Serikat Pekerja
1.   UUD 1945 Pasal 282.
2. Undang-undang No. 14 tahun 1969 tentang Ketentuan-ketentuan Pokok mengenai Ketenagakerjaan.3.
3.   Undang-undang No. 18 tahun 1956 tentang Hak Berorganisasi dan Berunding Bersama.
4.   Surat Keputusan Menteri Tenaga Kerja No. 1109 thun 1986.
Prinsip-prinsip, Tugas, dan Fungsi Serikat Pekerja :
1.      Dibentuk secara demokratis dari pekerja, oleh pekerja, dan untuk pekerja.
2.      Harus tunduk kepada konstitusi dan peraturan perundangan yang berlaku.
3.     Didirikan dalam usaha melindungi, memperjuangkan, dan meningkatkan kesejahteraan para anggota dan keluarganya.
4.      Bersifat mandiri, profesional, dan bertanggung jawab.
Sudah menjadi standar yang esensial bagi ILO adanya ― kebebasan berserikat dan berunding bersama‖ yang dicantumkan dalam konvens ILO no.87 dan 89.Kebebasan berserikat sudah dijamin oleh perundang-undangan Indonesia dari mulai UUD’45 pasal 28, UU no. 14 tahun 1969 dan UU no. 18 tahun 1956. Asal-usul dan Latar Belakangterbentuknya serikat pekerja terjadi di Inggris dan AS pada akhir abad ke 18 dan permulaanabad ke 19 sebagai perkumpulan pekerja yang didasarkan atas keterampilan yang sama.Serikat pekerja pada awal abad ke 19 secara eksklusif berdasarkan atas keahlian tertentu.
Organisasi para karyawan yang dibentuk untuk mempromosikan atau menyatakan pendapat, melindungi dan memperbaiki, melalui kegiatan-kegiatan kolektif, kepentingan-kepentingan sosial, ekonomi dan politik anggotanya. Merupakan wadah bagi karyawan sebagai wahana untuk berpartisipasi dalam perusahaan

B.     Tujuan Serikat Pekerja
a)      Menjamin dan meningkatkan standar hidup / status ekonomi anggotanya.
b)  Meningkatkan dan menjamin keamanan individual dari ancaman dan situasiyang muncul karena fluktuasi pasar, perubahan teknologi atau keputusan manajemen.
c)      Mempengaruhi hubungan kekuasaan dalam sistem sosial dengan cara yangmendukung dan tidak merugikan perkembangan dan tujuan serikat pekerja.
d)     Memajukan kesejahteraan semua pihak yang bekerja untuk kehidupan, baik ituanggota serikat pekerja / bukan
e)  Menciptakan mekanisme untuk menangkal penggunaan kebijakan dan praktik yang subjektif dan sewenang-wenang ditempat kerja.
f)  Filosofi dasar gerakan pekerja adalah demokrasi organisasi dan atmosfir hargadiri sosial bagi para pekerja pria dan wanita.

C.    Tipe-Tipe Serikat Karyawan
1.      Craft unions
Serikat karyawan yanga nggotanya terdiri dari para karyawan atau pekerjayang mempunyai ketrampilan yang sama.
2.      Industrial Unions
Serikat karyawan yang dibentuk berdasarkan lokasi pekerjaan yang sama.Serikat ini terdiri dari pekerja yang tidak berketrampilan (unskilled) maupun yang beketerampilan (skilled) dalam suatu perusahaan atau industri tertentutanpa memperhatikan sifat pekerjaan mereka.
3.      Mixed Unions
Serikat karyawan yang mencakup para pekerja trampil, tidak terampil dan setengah trampil dari suatu local tertentu tidak memandang dari industry mana. Bentuk serikat karyawan ini mengkombinasikan craft unions dan industrial unions.

D.    Peran Serikat Pekerja
Pemecahan permasalahan yang sudah disebutkan, hanya dapat dilakukan dengan baik  bila terjalin hubungan yang baik, terbuka, saling percaya antar manajemen dan pekerja/Serikat Pekerja. Serikat Pekerja dalam memecahkan persoalan menuju suatu kemajuan dan peningkatan yang diharapkan, hendaknya menata dan memperkuat dirinya melalui upaya :
·    Menciptakan tingkat solidaritas yang tinggi dalam satu kesatuan diantara pekerja dengan pekerja, pekerja dengan Serikat Pekerjanya, pekerja atau Serikat Pekerja dengan manajemen
·  Meyakinkan anggotanya untuk melaksanakan kewajibannya disamping haknya di organisasi dan diperusahaan, serta pemupukan dana organisasi.
·      Dana Organisasi dibelanjakan berdasarkan program dan anggaran belanja yang sudah ditetapkan guna kepentingan peningkatan kemampuan dan pengetahuan pengurus untuk bidang pengetahuan terkait dengan keadaan dan kebutuhan ditempat bekerja,termasuk pelaksanaan hubungan industrial
· Sumber Daya Manusia yang baik akan mampu berinteraksi dengan pihak manajemensecara rasional dan obyektif.
Bilamana, paling tidak 4 persyaratan diatas terpenuhi, Serikat Pekerja melalui wakilnya akan mampu mencari cara terbaik menyampaikan usulan positif guna kepentingan bersama.

E.     Alasan Karyawan Bergabung dengan Serikat Pekerja
a.       Ketidakpuasan pada Manajemen
Setiap pekerjaan memiliki potensi terjadinya ketidakpuasan. Serikat pekerjamencari keputusan manajemen yang subjektif atau tidak adil kemudian menekankan pentingnya keuntungan menjadi anggota serikat pekerja sebagai cara memecah kanmasalah tersebut.
b.      Kompensasi
Para karyawan ingin kompensasi mereka adil dan setara. Upah penting karenadapat memenuhi kebutuhan dan kesenangan hidup. Jika para karyawan tidak puas dengan upahnya, mereka mungkin mengandalkan serikat pekerja untuk membantu meningkatkan standar hidup. Di masa lalu, para anggota serikat pekerja menerima ketidaksetaraan pembayaran jika senioritas menjadi kriteria yang digunakan.
c.       Keamanan Pekerjaan
Biasanya para karyawan muda kurang begitu peduli pada keamanan pekerjaan dibandingkan para karyawan tua. Jika perusahaan tidak memberi para karyawan rasa aman terkait pekerjaannya, para karyawan mungkin berpaling pada serikat pekerja.
d.      Sikap Manajemen
Pada beberapa perusahaan, manajemen tidak peka terhadap kebutuhan parakaryawannya. Para karyawan dapat mempersepsikan bahwa mereka tidak memiliki pengaruh sama sekali dalam masalah yang terkait dengan pekerjaan. Para supervisor mungkin gagal memberi alasan untuk penugasan yang tidak biasa dan mungkinmengharapkan para karyawan mendedikasikan hidupnya bagi perusahaan tanpa memberikan imbalan yang wajar.
e.       Saluran Sosial
Secara alamiah banyak orang memiliki kebutuhan sosial yang kuat. Mereka umumnya suka berada bersama orang-orang lain yang memiliki minat dan keinginan yang sama.
f.        Peluang Untuk Kepemimpinan
Beberapa orang menginginkan peran kepemimpinan tapi tidak selalu mudah bagi seorang karyawan operasi untuk melangkah ke dalam manajemen. Serikat pekerja memiliki jenjang kepemimpinan yang dimulai dengan petugas serikat pekerja (unionsteward) dan masing-masing anggota memiliki peluang untuk mengembangkan dirinya.
g.      Pembentukan Serikat Kerja yang Diwajibkan
Hukum hak untuk bekerja melarang manajemen dan serikat pekerja membuat kesepakatan yang mewajibkan keanggotaan serikat pekerja sebagai persyaratan kerja.
h.      Tekanan Rekan Kerja
Hukum hak untuk bekerja melarang manajemen dan serikat pekerja membuat kesepakatan yang mewajibkan keanggotaan serikat pekerja sebagai persyaratan kerja.
i.        Struktur Serikat Kerja
Gerakan pekerja telah mengembangkan struktur organisasi yang bertingkat-tingkat. Setiap tingkatan memiliki pengurus dan cara mengatur urusannya sendiri-sendiri.

Contoh Kasus:
PT Framas, Bekasi yaitu sebuah perusahaan subkontraktor Adidas memPHK 300 pekerja tanpa mengikuti aturan hukum ketenagakerjaan yang berlaku. PT Framas berdalih bahwa para pekerja telah melebihi durasi kontrak , PT Framas kemudian tidak memperpanjang kontrak kerja dan melanggar semua hak para pekerja. PT Framas melakukan 3 bulan kontrak kerja dan terus memperpanjang status mereka sebagai pekerja tidak tetap (pekerja kontrak) per 3 bulan, selama lebih dari 3 tahun. Sejak Desember 2012, kontrak mereka tidak diperpanjang dan mereka semua kehilangan pekerjaan tanpa pesangon.
Sekitar 300 pekerja menjadi korban dari kontrak kerja berkepanjangan yang tidak sesuai ketentuan hukum tanpa jaminan kesejahteraan dan keamanan kerja. Dan pada akhirnya, mereka dipecat secara tidak adil. Dari 300 pekerja, karena PT Framas melakukan intimidasi dan tekanan, maka hanya 40 orang pekerja memutuskan untuk memperjuangkan nasib mereka. Para pekerja ini, sebagian besar adalah para pekerja yang tidak berserikat, sebagian lagi merupakan anggota sebuah Serikat Pekerja di PT Framas namun menurut para anggotanya tidak mau memperjuangkan nasib mereka. Proses bipartite dan aksi telah dilakukan oleh para pekerja yang didampingin oleh TURC. Pihak pengusaha secara terang-terang telah mengakui bahwa mereka memang melanggar ketentuan hukum mengenai kontrak namun tidak ada upaya untuk memperbaiki. Setalah proses bipartite tidak membuahkan hasil, para pekerja menempuh proses penyelesaian perkara hubungan industrial , dengan meminta Dinas Tenaga Kerja Daerah Bekasi untuk menjadi mediator antara pekerja dan perusahaan.
Proses ini disertai desakan kepada brand, yaitu Adidas pada tanggal aksi di depan Kantor Adidas Indonesia, Jalan Jendral Sudirman, Jakarta Selatan 12920 pada 18 Maret, 2013 pukul 12.00 WIB. Dalam aksi tersebut para pekerja menyampaikan tuntutan antara lain :
1.  Adidas menekan PT Framas untuk menjamin hak-hak pekerja dan menaati hukum ketenagakerjaan yang berlaku.
2.      Mempekerjakan kembali buruh kontrak yang dipecat sebagai pekerja tetap
3.      Keselamatan dan kesehatan di tempat kerja harus dijamin
4.      Menghilangkan praktek union busting yang dilakukan oleh PT Framas
Dari aksi tersebut , manager adidas Indonesia berjanji untuk menjembatani permasalahan yang ada dengan PT Adidas. Sampai tulisan ini diturunkan, proses mediasi masih berjalan dan menunggu adanya anjuran dari mediator.